KAMPAR – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia Sandiaga Salahudin Uno memberikan apresiasi pada peresmian 50 Desa Kreatif di Kampar.

Apresiasi selanjutnya disampaikan Menparekraf RI secara virtual didalam acara peresmian 50 Desa Menuju Desa ekonomi kreatif di Desa Tanjung Belit Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Minggu (18/9/2022).

“Kami berharap bersama peresmian ini, para kepala desa untuk mampu mengembangkan wisata di desa masing-masing supaya mampu menambah wisatawan yang berkunjung,”ungkapnya.

Menparekraf termasuk menjelaskan, Dalam hal ini, tiap-tiap desa termasuk mampu bekerja mirip bersama pemerintah lewat Dinas Pariwisata serta bersama Asosiasi Desa Kreatif Indonesia di area masing-masing.

Selain 50 Desa Kreatif, sebanyak 50 Desa di Kabupaten Kampar termasuk masuk didalam Desa Menuju Desa Kreatif. Sebelum peresmian Dr Kamsol termasuk melantik secara segera melantik Forum UMKM Kampar serta sebanyak 14 Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) lokasi Kecamatan Kampar Kiri Hulu.,

Kemudian, Pj Bupati Kampar Dr Kamsol mengemukakan bahwa, target dibentuknya desa wisata ini merupakan wujud didalam menolong kemajuan pariwisata, disetiap Desa yang ada di Kabupaten Kampar lewat Program Desa Ekowisata Ramah Anak Peduli Perempuan (Derapp) Kampar.

“Semoga kedepan bersama adanya Desa kreatif, serta akan dipercaya sebagai ketua Ketua Asosiasi Desa Kretaif Indonesia Provinsi Riau, ini jadi awal kemajuan pariwisata di Kabupaten Kampar didalam menambah ekonomi penduduk lewat produk-produk unggulan yang ada di tiap-tiap desa yang mampu dijual yang disejalankan bersama Perbankan dan Market place,”harapnya.

Peresmian secara virtual selanjutnya ditunaikan segera oleh Pj Bupati Kampar Dr H Kamsol,MM yang termasuk dihadiri oleh Anggota DPR RI Dr. Syahrul Aidi Ma’azad, Staf Ahli Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr Afni, Ketua Asosiasi Desa Kretaif Indonesia (ADKI) Pusat Fikri El Azis, Sekda Kuansing Dedi Syambudi, Ketua TP-PKK Kampar Deswita Kamsol

Pengembangan Desa Kreatif Melalui Implementasi Program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar dan Hilirisasi Riset
I Wayan Sudana, Ulin Naini

Abstract

Salah satu indikator utama dari desa kreatif adalah berkembangnya industri kreatif di desa bersangkutan. Oleh dikarenakan itu, untuk membangun desa kreatif mesti di awali bersama pengembangan industri kreatif. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun desa kreatif lewat pengembangan industri kreatif subsektor kerajinan bersama menerapkan hasil penelitian (hilirisasi riset) dosen. Metode yang digunakan adalah pelatihan (workshop) lewat tahap: sosialisasi program dan perekrutan peserta, pembekalan wawasan seni kerajinan, pembentukan produk-produk seni kerajinan, finishing, dan juga promosi dan pemasaran produk. Hasil yang dicapai adalah: 1) menambah jumlah masyarakat yang terlibat dalam pengembangan industri kreatif subsektor kerajinan; 2) menambah pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengolah produk-produk seni kerajinan; 3) meningkatnya apresiasi dan mengkonsumsi masyarakat pada produk-produk seni kerajinan. Disimpulkan, bahwa lewat pengembangan industri kreatif berpeluang untuk dibangun desa kreatif.

Full Text:
PDF
References

Fillis, Ian Ronald. (2003). “Image, Reputation plus Identity Issues in the Arts plus Crafts Organization.” Corporate Reputation Review. 6 (3): 239-251.

Sudana, I Wayan. 2019). “Seni Karawo Gorontalo: Bentuk Estetik dan Konsep Pengembangan.” Disertasi pada Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Sudana, I Wayan, Suleman Dangkua, dan I Wayan Seriyoga P. 2015. ”Formulasi Bahan dan Metode Finishing untuk Produk Kriya dari Kayu Lokal Gorontalo Berkualitas Rendah.” Laporan Hasil Penelitian, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Gorontalo.

Sudana, I Wayan. 2010. “Formulasi Bahan dan Teknik Finishing Untuk Produk-Produk Kriya.” Jurnal Teknik. 8 (2): 196-207.

Tim Elsppat. 1999. Pengawetan Kayu dan Bambu, Jakarta: Puspa Swara.

Tim Studi Industri Kretaif Indonesia. 2008.. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. Jakarta: Departemen https://desa-tulungagung.com/ Perdagangan Republik Indonesia.